"Difficult Roads Often Lead to Beautiful Destionations"

Sunday, October 9, 2016

/


Pada saat ini bangsa Indonesia dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang menyangkut perilaku bangsa ini. Dapat kita bayangkan seandainya bangsa ini di pimpin oleh generasi muda yang bodoh, malas dan tidak bermoral, maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang terbelakang dan akan jauh tertinggal dari Negara lainnya.

Perilaku menyimpang yang sering melanda bangsa Indonesia termasuk juga kalangan siswa atau pelajar umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam atau dari luar diri pribadinya. Pada dasarnya perilaku menyimpang disebabkan oleh proses sosialisasi yang tidak berhasil. Proses sosialisasi ini tidak berhasil dikarenakan seseorang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.

Seseorang yang tidak berhasil dalam proses sosialisasi umumnya tidak memiliki perasaan bersalah atas penyimpangan yang dilakukannya. Hal ini karena keluarga merupakan lingkungan awal tempat penanaman norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Terbentuknya perilaku menyimpang juga merupakan hasil sosialisasi nilai kebudayaan yang menyimpang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor ekonomi.  Selain faktor ekonomi, faktor agama juga dapat mempengaruhi pembentukan penyimpangan, yaitu ketika kehidupan tidak didasari oleh agama yang kuat sehingga kehidupannya menjadi tanpa arah dan tujuan.

Perilaku menyimpang siswa pada dasarnya lahir dari ekspresi sikap kenakalan yang muncul dari kalangannya. Seseorang siswa yang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis akan cenderung mempunyai perilaku yang kurang baik dan akan menyimpang dari norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Lahirnya perilaku menyimpang secara umum disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor internal atau faktor yang ada dalam diri individu setiap orang atau siswa, dan faktor eksternal atau faktor yang ada diluar individu siswa. Faktor-faktor ini secara langsung akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Kegagalan dalam melakukan penyesuaian secara positif dapat mengakibatkan individu melakukan penyesuaian diri yang salah sehingga seorang individu/ peserta didik dapat menunjukkan tingkah laku yang bersifat menyerang dan pada akhirnya akan menunjukkan perilaku menyimpang.

DEFINISI PERILAKU TIDAK DISIPLIN

Perilaku menyimpang merupakan sisi negatif dari bentuk perilaku positif, dalam hal ini merupakan bentuk perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang tidak sesuai dengan norma atau nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Lawang (1986:43) memberikan pengertian bahwa perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial.

Perilaku menyimpang sebagai perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat. Dengan demikian perilaku menyimpang pada umumnya dikaitkan dengan hal-hal yang negatif, yang tidak baik, yang merugikan diri sendiri, dan masyarakat yang ada di sekitar individu yang melakukan perilaku menyimpang tersebut.


FAKTOR PENYEBAB PERILAKU TIDAK DISIPLIN 

Secara garis besar, faktor-faktor penyebab perilaku tidak disiplin atau penyimpangan perilaku itu ada yang berdasarkan kondisi biologis dan kondisi psikologis.




1. Kondosi Biologis

A. Faktor Hereditas.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa karakteristik amak dapat dipengaruhi oleh faktor genetik yang bersifat bawaan dari orang tua, kerusakan kromosom juga dapat menjadi penyebab masalah perilaku dan fisik yang serius. Penilitian eksperimen juga telah didesain mengenai efek nature dan nurture pada penyesuaian diri. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor hereditas memberikan kontribusi terhadap penyimpangan perilaku (Lahey & Ciminero, 1989).

B. Kerusakan Otak (Brain disorder)
Kerusakan otak dapat terjadi sebelum kelahiran, pada saat kelahiran, maupun setelah kelahiran. Kerusakan otak meliputi kerusakan structural, disfungsi otak. Hubungan antara kerusakan otak dan perilaku menyimpang telah banyak diteliti. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

a) Penyimpangan perilaku serius, khususnya infantile autism, berhubungan dengan kerusakan otak.

b) Hiperaktivitas, disebabkan oleh berbagai factor, salah satu diantaranya adalah karena kerusakan otak.

c) Tidak semua perilaku menyimpang disebabkan oleh kerusakan otak, bahkan anak yang mengalami gangguan otak belum tentu mengalami perilaku menyimpang.

C. Diet atau Keadaan Nutrisi.
Hasil penilitian Lahey & Ciminero (1980), menunjukkan bahwa kekurangan nutrisi tidak hanya menyebabkan terjadinya retardasi fisik dan mental, tetapi juga menjadi penyebab terjadinya perilaku menyimpang. Pauling (1968) menjelaskan bahwa kekurangan vitamin dan makanan bergizi dapat menyebabkan hiperaktivitas.

2. Kondosi Psikologi

Kondisi psikologis dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan perilaku. Kondisi-kondisi tersebut dapat bersumber dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, atau factor yang bersumber dari individu sendiri seperti stress. Beberapa factor penyebab penyimpangan perilaku yang bersumber dari lingkungan keluarga seperti perceraian orang tua, ketidakhadiran orang tua, konflik orang tua, penyimpangan perilaku orang tua (psikotik, antisosial, sikap bermusuhan, penyalahgunaan obat,, dan sikap tidak konsisten).

Kauffman (1981) menjelaskan bahwa factor sekolah dapat menjadi sumber penyimpangan perilaku siswa. Misalnya pihak sekolah/ guru yang tidak peka terhadap kebutuhan individual siswa, kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan harapan siswa, ketidaktepatan sikap guru dalam pengelolaan pengajaran dan tugas yang tidak relevan dengan kebutuhan siswa.

Stress merujuk pada situasi dimana seseorang mengalami kesenjangan antara kebutuhan dan tuntutan lingkungan. Factor fisiologis, social maupun psikologis merupakan sumber stress yang berdampak negative seperti frustasi, kehilangan sesuatu yang dicintai, disebut stressor. Stressor dapat mengakibatkan terjadinya gangguan fisiologis (sirkulasi dan tekanan darah), gangguan perhatian, pemecahan masalah, unjuk kerja, takut, marah, dan emosi yang berlebihan.

Interaksi kondisi biologis dan psikologis merupakan factor yang lebih kompleks sebagai penyebab penyimpangan perilaku. Penelitian mengungkapkan bahwa kondisi biologis sebelum kelahiran menentukan perkembangan perilaku dan temperamen termasuk fungsi-fungsi biologis, intensitas suasana hati yang negative, dan kesulitan beradaptasi dengan situasi baru. 

CARA MENGATASI PERILAKU TIDAK DISIPLIN

1. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.

2. Membantu siswa meningkatkan standar prilakunya karena siswa berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku tinggi, bahkan ada yang mempunyai standard prilaku yang sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan pada umumnya.

3. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat aturan-aturan umum. Baik aturan-aturan khusus maupun aturan umum. Perturan-peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin.

SUMBER 
http://novehasanah.blogspot.co.id/2014/02/cara-mengatasi-masalah-disiplin-siswa.html
http://sanvisa.blogspot.co.id/2013/04/perilaku-tidak-disiplin_16.html
http://www.peoplehope.com/chat/bagaimana-cara-menghadapi-siswa-yang-bandel-tidak-disiplin-dan-kurang-sopan-terhadap-gurunya



0 comments:

Post a Comment